Bero@2012. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Event

Add Logo Honda PGM-FI SEO Competition
RSS

Bodoh VS Pintar Ala Bob Sadino

Dikutip dari Milis TDA

Sebuah Ukuran yang tepat mengenai bodoh dan pintar bagi setiap orang pasti berbeda- beda. Kali ini mari kita melihat pandangan Pak Bob Sadino mengenai Bodoh dan Pintar yang seseorang dari kacamata Entrepuener/wiraswasta.

1. Terlalu Banyak Ide -
Orang "pintar" biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang "bodoh" mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya

2. Miskin Keberanian untuk memulai -
Orang "bodoh"biasanya lebih berani dibanding orang "pintar", kenapa ? Karena orang "bodoh"sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang "pintar"telalu banyak pertimbangan.

3. Telalu Pandai Menganalisis -
Sebagian besar orang "pintar"sangat
pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat
lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang "bodoh"tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

4. Ingin Cepat Sukses -
Orang"Pintar" merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang "bodoh" merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

5. Tidak Berani Mimpi Besar -
Orang "Pintar" berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang "bodoh"tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar,
bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

6. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi -
Orang "Pintar"menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang "Bodoh" berpikir, dia pun bisa berbisnis.

7. Berpikir Negatif Sebelum Memulai -
Orang "Pintar" yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang "bodoh" tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.

8. Maunya Dikerjakan Sendiri -
Orang "Pintar"berpikir "aku pasti bisa mengerjakan semuanya", sedangkan orang "bodoh" menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

9. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan -
Orang "Pintar" menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang "bodoh" berpikir simple, "yang penting produknya terjual".

10. Tidak Fokus -
Orang "Pintar" sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang "bodoh"tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.

11. Tidak Peduli Konsumen -
Orang "Pintar" sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke
berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang"bodoh"?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

12. Abaikan Kualitas -
Orang "bodoh" kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka
tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang "pintar" sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

13. Tidak Tuntas -
Orang "Pintar" dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang "bodoh"mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

14. Tidak Tahu Pioritas -
Orang "Pintar" sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang "Bodoh"? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas

15. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas -
Banyak orang "Bodoh" yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang "Pintar" malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

16. Mencampur adukan Keuangan -
Seorang "pintar" sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

17. Mudah Menyerah -
Orang "Pintar" merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang "Bodoh" seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

18. Melupakan Tuhan -
Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan "TUHAN". Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.

19. Melupakan Keluarga -
Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga

20. Berperilaku Buruk -
Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diats kakinya sendiri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Frenchise - Pecel lele lela


Gerai Pecel Lele Lela

JAKARTA - Usaha Pecel Lele Lela yang berdiri sejak 2006 ini mulai di-franchise-kan pada 2009. Dengan 32 outlet franchise yang ada, usaha ini menghasilkan omzet sebesar Rp10 juta per hari. Dengan kata lain omzet per bulan dari usaha pecel lele ini mencapai kurang lebih Rp3 miliar.

Awalnya, Rangga Umara, pemilik restoran Pecel Lele Lela memilih lele sebagai bahan baku utamanya dalam merintis usaha di dunia perkulineran. Pria berkacamata ini menuturkan alasan dia memilih lele untuk menjadi makanan utama dalam restorannya karena lele itu ada di mana-mana.

Sejauh mata memandang di kaki lima, warung pecel lele dari dulu hingga sekarang masih tetap ada. Walaupun terkena krisis sekalipun lele tetap eksis hingga sekarang. Dengan melihat peluang market yang luas bapak dua anak ini memutuskan mantap untuk memilih lele dalam merintis awal usahanya.

"Kenapa lele? Karena lele sudah banyak ya, di mana-mana ada. Ini menandakan bahwa market-nya luas. Dan saya pelajari untuk pengusaha pemula itu cocoknya memulai bisnis yang sudah banyak karena apa, biaya untuk buka pasarnya bisa ditekan. Makanya saya pilih lele. Kan lele ada di seluruh Indonesia," ungkap Rangga kala ditemui dalam acara International franchise License & Bussines Consept Expo conference (IFRA) di Jakarta Convention Center (JCC) beberapa waktu lalu.

Dengan modal awal sebesar Rp3 juta, pria lulusan Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STIKMI) Bandung ini, memulai usaha ini. Hingga akhirnya usaha yang dirintisnya pada 2006 bisa dia franchise-kan pada 2009.

Pecel lele Lela yang mempunyai arti "Lebih Laku" ini sudah memiliki lebih dari 32 outlet franchise di seluruh Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, Makassar, Purwokerto, Semarang, Palembang, Pekanbaru, Batam, Surabaya, dan Palu. Sementara untuk outletnya yang dia bangun sendiri sudah berjumlah delapan outlet.

Dengan menu variatif serta harga yang terjangkau ini, yaitu berkisar antara Rp15 ribu-Rp18 ribu, Anda sudah bisa mencicipi menu variatif di pecel lele Lela ini. Misalnya menu favorit yaitu lele saus padang dan bagi yang tidak menyukai lele, ayam bakar madu bisa juga menjadi pilihan favorit Anda.

Dengan franchise fee sebesar Rp75 juta, Anda sudah bisa berbisnis Pecel Lele Lela ini dan juga turut melestarikan makanan tradisional khas Indonesia.

Dalam merintis usaha ini jatuh bangun dirasakan, sehingga sukses seperti sekarang ini. Keberaniannya untuk keluar dari pekerja kantoran untuk menjadi pengusaha ini bukan hal yang mudah karena dia sudah merasa lelah untuk terus bekerja dengan orang lain, karena dari awal memang Rangga mempunyai niat untuk menjadi pangusaha.

Dengan memasok lele dari daerah Bogor, Parung dan Karawang ini setiap harinya Pecel Lele lela bisa menghabiskan 30 ekor, 50 ekor bahkan 70 ekor atau bahkan bisa sampai 100 ekor lele per hari ini. Rangga pun sedang mempersiapkan agar Pecel lele Lela ini bisa go international.

"Insya Allah, mungkin akhir tahun ini kita ingin membawa Pecel Lele Lela ini bisa go international, dimulai dari Singapura dan Malaysia. Doakan saja ya," paparnya.

Visi dari Pecel Lele Lela yang ingin menjadi brand nasional dan pemimpin pasar usaha pecel lele modern di Indonesia dan membawa makanan tradisional Indonesia pada dunia internasional, Rangga memiliki keyakinan untuk tidak hanya puas hingga sampai pada titik tertentu saja. Namun terus melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tokoh - Bob Sadino

Bob Sadino (lahir di Lampung, 9 Maret 1933; umur 78 tahun), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya.
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.
Suatu hari, seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresinya. Bob tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri. Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.
Catatan awal tahun 1985 menyebutkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40-50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan, dan sayuran segar 100 ton.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Prosedur Pengajuan Izin Usaha atau SIUP

Salam wirausaha, kali ini saya ingin berbagi tentang pengalaman saya mengurus surat izin usaha atau yang lazim kita kenal dengan SIUP dan tanda daftar perusahaan atau TDP. Sebagai warga negara yang baik dan melihat adanya kebutuhan untuk pengembangan usaha yang sudah berjalan, saya memutuskan dan membutuhkan legalitas hukum atas usaha yang saya jalankan. Dalam tulisan kali ini saya ingin menceritakan bagaimana dan apa saja proses yang saya lalui untuk mendapatkan surat izin usaha dan tanda daftar perusahaan tersebut. Adapun badan usaha yang saya pilih adalah badan usaha perseorangan yang berbentuk UD (Usaha Dagang). Untuk badan usaha lainnya mungkin saja proses dan persyaratannya akan sedikit berbeda.
Mempersiapkan syarat pengajuan surat izin usaha untuk UD, diantaranya :
  • Surat keterangan domisili usaha dari kelurahan setempat. Untuk mendapatkan surat ini saya terlebih dahulu harus meminta surat pengantar dari RT / RW setempat yang menyatakan bahwa saya benar-benar memiliki dan menjalankan usaha dimaksud. Prosesnya cukup mudah, setelah mendapatkan surat pengantar dari RT / RW setempat saya ke kantor kelurahan untuk meminta surat keterangan domisili usaha di bagian umum. Tidak sampai 1 jam pun saya mendapatkan surat tersebut yang ditanda-tangani langsung oleh kepala kelurahan.
  • Mempersiapkan pas foto 4×6 berwarna 3 lembar.
  • Mempersiapkan foto copy sertifikat tanah dimana usaha kita berdiri. Jika kita menyewa atau menggunakan tanah milik orang tua maka perlu ditambahkan surat pernyataan dari pemilik tanah yang menyatakan tidak keberatan atas adanya usaha kita tersebut dengan dibubuhi materai bernilai 6000 rupiah.
  • Mempersiapkan foto copy NPWP jika sudah punya NPWP, dan
  • Foto copy KTP (Kartu Tanda Penduduk)
Setelah persyaratan tersebut lengkap saya pergi ke Kantor Pelayanan dan Perijinan Kotamadya (atau Kabupaten sesuai wilayah tempat tinggal kita). Menemui petugas dibagian informasi, saya dibantu dan diarahkan untuk bertemu petugas yang berwenang. Setelah menyampaikan maksud saya, petugas meminta saya untuk menyerahkan syarat kelengkapan tersebut diatas. Selanjutnya saya diminta mengisi formulir yang isinya diantaranya ;
ijin usaha
  • Nama, alamat dan tempat tanggal lahir pemilik atau pihak yang mengajukan surat izin usaha tersebut.
  • Nama usaha, alamat usaha dan tanggal dimulainya usaha tersebut.
  • Produk atau komoditas yang diproduksi atau diperdagangkan, dan
  • Nilai modal usaha tidak termasuk tanah dan bangunan.
Formulir ditanda-tangani dan dibubuhi materai 6000 rupiah (sebaiknya mempersiapkan materai 6000 rupiah 2 lembar). Setelah selesai semua persyaratan diperiksa kembali lalu dibuatkan surat tanda terima. Dan setelah menunggu 3 hari surat izin usaha atau SIUP dan TDP milik saya pun resmi keluar. Proses yang saya lalui cukup mudah dan tidak mengeluarkan biaya selain materai dan berkas persyaratan tersebut diatas.
Itulah sedikit pengalaman saya mengurus surat izin usaha, semoga bermanfaat. Selamat ber wirausaha dan sukses.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS